- Home »
- other , Tips Sehat »
- Faktor Mr. P Terhadap Kesuburan Pria
tt
On Senin, 23 April 2012
Jika sebelumnya banyak yang mengatakan kalau ukuran Mr P pada pria tidak terlalu berpengaruh terhadap kepuasan seks. Tapi kali ini menurut penelitian terbaru, ternyata ukuran dari alat kelamin pria tersebut berpengaruh juga pada kesuburan.
Ukuran Mr. P yang dimaksud adalah panjang yang diukur dari anus hingga bawah skrotum atau yang biasa disebut Anogenital Distance (AGD). Menurut penelitian yang dipublikasikan jurnal Environmental Health Perspective, ukuran AGD ini bisa menjadi petunjuk kesuburan paling sederhana dan cukup akurat.
Menurut Shanna Swan, professor bidang obstetric dan ginekolog dari Universitas Rochester, Amerika, yang melakukan studi ini menyatakan berkaitan erat dengan jumlah cairan mani dan jumlah sel sperma yang dimiliki pria.
Angka median AGD adalah sekitar 2 inci (5,08 cm). Pria degan ukuran AGD-nya lebih pendek dari angka tersebut memiliki resiko infertilitas tujuh kali lebih tinggi dibandingkan dengan pria yang AGD-nya lebih panjang.
Bahkan, pria yang AGD-nya pendek juga cenderung memiliki jumlah sperma lebih sedikit atau kurang dari 20 juta per milimeter. Sehingga pria tentunya mengalami kesulitan menghamili pasangannya. Jumlah sperma yang normal adalah 50-60 juta per millimeter.
Awalnya penelitian ini tidak ditujukan Swan untuk menganalisis tentang kesuburan. Tetapi dari hasil awal penelitian 126 mahasiswa menemukan bahwa wanita hamil yang terpapar zat kimia dalam plastic yang disebut phthalates cenderungn melahirkan bayi laki-laki denngan ukuran AGD pendek.
Pada tahun 2005 dan diulangi tahun 2008, Swan menemukan bahwa para ibu hamil yang terpapar phthalates dalam kadar tinggi akan melahirkan bayi laki-laki dengan ukuran AGD dan ukuran penis lebih pendek.
Meski saat ini ukuran AGD belum dijadikan standar dalam tes fertilitas, Swan mengatakan ukuran AGD bisa menjadi data tambahan bagi pemeriksaan kesuburan yang dilakukan dokter.
Ukuran Mr. P yang dimaksud adalah panjang yang diukur dari anus hingga bawah skrotum atau yang biasa disebut Anogenital Distance (AGD). Menurut penelitian yang dipublikasikan jurnal Environmental Health Perspective, ukuran AGD ini bisa menjadi petunjuk kesuburan paling sederhana dan cukup akurat.
Menurut Shanna Swan, professor bidang obstetric dan ginekolog dari Universitas Rochester, Amerika, yang melakukan studi ini menyatakan berkaitan erat dengan jumlah cairan mani dan jumlah sel sperma yang dimiliki pria.
Angka median AGD adalah sekitar 2 inci (5,08 cm). Pria degan ukuran AGD-nya lebih pendek dari angka tersebut memiliki resiko infertilitas tujuh kali lebih tinggi dibandingkan dengan pria yang AGD-nya lebih panjang.
Bahkan, pria yang AGD-nya pendek juga cenderung memiliki jumlah sperma lebih sedikit atau kurang dari 20 juta per milimeter. Sehingga pria tentunya mengalami kesulitan menghamili pasangannya. Jumlah sperma yang normal adalah 50-60 juta per millimeter.
Awalnya penelitian ini tidak ditujukan Swan untuk menganalisis tentang kesuburan. Tetapi dari hasil awal penelitian 126 mahasiswa menemukan bahwa wanita hamil yang terpapar zat kimia dalam plastic yang disebut phthalates cenderungn melahirkan bayi laki-laki denngan ukuran AGD pendek.
Pada tahun 2005 dan diulangi tahun 2008, Swan menemukan bahwa para ibu hamil yang terpapar phthalates dalam kadar tinggi akan melahirkan bayi laki-laki dengan ukuran AGD dan ukuran penis lebih pendek.
Meski saat ini ukuran AGD belum dijadikan standar dalam tes fertilitas, Swan mengatakan ukuran AGD bisa menjadi data tambahan bagi pemeriksaan kesuburan yang dilakukan dokter.