Popular posts

Labels

tt On Jumat, 02 Maret 2012

Langkah pemerintah menaikkan harga BBM merupakan bukti gagalnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam pengelolaan manajemen.Dalam hal ini, pemerintahan SBY dinilai melemparkan kesalahan manajemennya kepada rakyat dengan menaikkan harga BBM.

Semestinya kebijakan pemerintah itu memberikan manfaat. Mestinya pemerintah tidak hanya melihat pembatasan subsidi dari untung penghematan anggaran saja, tapi harus dilihat dampaknya secara umum. Harus dicermati agar jangan sampai langkah menaikan BBM ini mengganggu daya beli masyarakat dan daya saing industri. Kalau kita cuma mau menghemat APBN saja, tapi mengurangi daya beli dan daya saing, maka dampaknya bisa lebih besar nilainya terhadap perekonomian nasional.

Masyarakat jangan diberikan hukuman karena konsumsinya terlalu banyak dengan kebijakan ini. Selesaikan saja kebocoran-kebocoran dari penyaluran subsidi BBM atau kebocoran-kebocoran pemerintah lainnya untuk menghindari dampak yang lebih luas. Jangan bocornya belum ditambah, rakyat yang disuruh menanggung hal ini. Kebijakan menaikan harga BBM seperti ini namanya kebijakan gampangan dan tidak berpihak pada rakyat.

Program konversi BBM ke gas yang seharusnya bisa mengembangkan industri baru seperti indusrti konverter mesin, namun karena tidak bisa memproduksi sendiri, akhinya konverter itu harus diimpor. Otomatis, itu menguntungkan negara lain.

Bagaimana mau mengkonversi BBM ke gas, kalau gasnya saja tidak ada di pasar. Program konversi ini seharusnya juga berdampak pada sektor industri lainnya. Misalnya bisa diciptakan produk konverter buatan Indonesia sehingga terbuka lapangan kerja. Kalau mau konversi semua mobil misalnya ke gas, kan ada jutaan konverter yang bisa diproduksi. Tapi karena tidak dipikirkan panjang dan hanya dipikirkan 3 bulan dan langsung dilaksanakan maka konverter pun terpaksa harus import dan mahal sehingga program ini tidak berjalan.

Bimbim Slank juga Tolak Kenaikan BBM : Sistem Kapitalis Gagal Total, Dunia Butuh Sesuatu Yang Baru

Hal ini dikatakan Bimbim terkait dengan rencana pemerintah untuk menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada April mendatang. Menurut Bimbim, Indonesia adalah salah satu negara yang menghasilkan minyak, namun menjadi ironis apabila pemerintah masih membeli minyak mentah dari pasar Internasional. Hal itu pula yang membuat dirinya sangat tidak setuju dengan kebijakan kenaikan harga BBM.


referensi :
http://mobile.seruu.com
http://www.lensaindonesia.com

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments