Popular posts

Labels

tt On Sabtu, 19 Mei 2012

Rencana kedatangan Lady GaGa untuk menggelar
konser di Indonesia mendapat respon keras dari
Front Pembela Islam atau FPI. Mereka menilai
penyanyi tersebut membawa aliran setan, serta
busana dan aksi panggung yang kerap ditampilkan
Lady GaGa dinilai terlalu seksi. Namun demikian banyak pihak yang berpendapat bahwa Lady GaGa sebenarnya hanya pekerja seni, dan tidak lebih seksi dari hiburan masyarakat yang telah mengakar di Indonesia, seperti dangdut koplo. Dangdut modern yang dimainkan satu grup musik atau orkes Melayu (OM), dengan biduanita yang kadang memiliki goyangan yang sensual. Hal ini lantas menimbulkan pertanyaan, seperti apakah aksi panggung dari Lady GaGa, dan seberapa jauh aksi panggung dari penyanyi dangdut koplo?

1. Aksi Panggung Aksi panggung berupa penampilan live baik dengan koreografi, goyangan
atau atraksi lain di atas panggung. Lady GaGa biasa
mempersiapkan konsep yang bakal ia hadirkan di
atas panggung, tampil atraktif di hadapan ribuan
penonton dengan koreografi yang sudah tertata. Sementara biduan dangdut koplo rata-rata memiliki
kemampuan bergoyang yang menjadi ciri khas
mereka. Proses improvisasi di atas panggung adalah faktor penunjang kesuksesan show mereka. Biduan juga punya pilihan untuk tampil seksi atau sekedar bergoyang biasa.

2. Kostum Standar norma yang berbeda antara Indonesia dan Amerika memang menghadirkan gap tersendiri. Lady GaGa kerap tampil live dengan baju eksentrik, terbuka, atau bermodel bikini. Kostum tersebut masih bisa diterima oleh masyarakat Amerika, namun tampaknya bakal dipermasalahkan di Indonesia. Untuk standar kostum, meski biduan dangdut koplo yang seksi kerap tampil dengan goyangan hot dan kostum mini, standar mereka masih bisa sejalan dengan masyarakat.

3. Interaksi Dengan Penonton: Tradisi Saweran Terdapat perbedaan mendasar mengenai interaksi
antara sang bintang dengan penonton. Dalam konser Lady GaGa, interaksi terjalin lewat komunikasi verbal, dan jarang ada penonton yang berada di atas panggung kala sang musisi tengah menggeber
aksinya. Sementara itu, penonton dan biduan dangdut koplo jauh lebih intim. Apalagi bila ada tradisi saweran, penonton seolah berlomba-lomba berdiri di atas panggung bersama sang biduan, menaburkan uang dan kadang menyelipkannya ke bagian tubuh sang penyanyi, dan biduan dangdut koplo biasanya bergoyang semakin panas kala uang mengalir.

Jika kita lihat dari beberapa sisi tersebut, apakah
wajar jika konser Lady GaGa diprotes dengan alasan
seksi, sementara ada tontonan yang jauh lebih
seronok mengakar di masyarakat? Atau jika memang sepatutnya Lady GaGa tidak diperkenankan untuk konser di Indonesia, lalu apakah ada aksi dari ormas Islam tersebut untuk menanggulangi konser dangdut koplo? (kpl/sjw)

sumber : yahoo.com

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments