Popular posts

Labels

tt On Jumat, 22 Juni 2012



Ali Azhar Akbar, penulis buku 'Lumpur Lapindo File: Konspirasi SBY-Bakrie' sudah tiga hari menghilang tanpa ada kabar. Ia pun harus absen menghadiri roadshow bedah bukunya di Bandung, Jumat (22/6/2012). Sebelumnya, Ali dikabarkan menerima sejumlah teror terkait dengan buku dan sidang uji pasal tentang Lumpur Lapindo ke Mahkamah Konstitusi.

Hal itu diungkapkan Kusairi, Direktur Publishing Indo Petro saat ditemui dalam acara Diskusi Publik dan Bedah Buku 'Lumpur Lapindo File: Konspirasi SBY-Bakrie' di Aula Barat ITB, Jalan Ganeca, Jumat (22/6/2012).

"Sudah 3 hari ini kami kehilangan kontak. Biasanya kami selalu komunikasi. SMS dijawab. Tapi ini sudah 3 hari handphone-nya mati. Kami sudah tanya ke keluarganya, tapi mereka juga tidak tahu. Sudah beberapa hari ini tidak pulang ke rumah," ujar Kusairi.

Ia pun mengaku khawatir atas keberadaan Ali, sebab sudah sepekan belakangan ini sang penulis itu menerima teror.

"Seminggu ini dia cerita, katanya menerima teror via SMS. Isi terornya ya terkait buku dan juga judisial review (uji pasal) ke MK," katanya. SMS yang didapat Ali misalnya "Lihat ya, nanti ya kita ketemu di Bandung," dan "Kalau revisi dikabulkan MK, siapa yang mau nanggung,"

Kusairi menjelaskan, Ali sudah 4 tahun mempersiapkan buku 'Lumpur Lapindo File: Konspirasi SBY-Bakrie' itu. Dia juga mengajukan uji pasal ke MK atas Pasal 18 UU Nomor 4 Tahun 2012 tentang APBN-P 2012 yang mengatur upaya penanggulangan lumpur Lapindo.

Terakhir, Kusairi mengaku bertemu dengan Ali usai sidang di MK pada Jumat lalu. Saat itu ia mengatakan akan ke Bandung pada Selasa (19/6/2012).

"Kami khawatir ada apa-apa. Karena sebelumnya belum pernah begini. Dua kota sebelumnya, Jakarta dan Jogjakarta lancar-lancar saja," tuturnya.

Ali merupakan alumni Teknik Perminyakan ITB, selama 4 tahun ia meneliti kasus lumpur Lapindo hingga akhirnya menelurkan buku setebal 449 halaman. Buku tersebut pertama kali diluncurkan sehari sebelum 6 tahun peringatan Lumpur Lapindo pada 28 Mei 2012 lalu. Cetakan pertamanya 15 ribu eksemplar.


Sumber : bandung.detik.com

Baca juga artikel ini Ternyata eh Ternyata ?

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments